Makalah PBB
Thursday, April 12, 2018
Add Comment
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Makalah ini dapat kami
dapat menyelesaikan penyusunan mkalah
yang berjudul “ Peran Indonesi dalam ASEAN, KONFERENSI ASIA-AFRIKA, GNB DAN
PBB.” Tugas ini merupakan syarat untuk bisa mengikuti ujian nasional dan USBN
tahun 2018.
Dalam
penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi, memngingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Bengkel, 21 Maret
2018
Penulis
Putu Andika Saputra Dinata
NIS. 11594
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................... ……………......... 1
PENDAHULUAN................................................................. ……………......... 1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 3
2.1 PERANAN INDONESIA DALAM ASEAN....................................................................... 3
2.2 PERANAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA).................. 6
2.3 PERANAN INDONESIA DALAM GERAKAN NON-BLOK (GNB) ........................... 9
2.4 PERANAN INDONESIA DALAM PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA............... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................... 14
3.2 SARAN....................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di era tahun 50-an, Negara-negara di dunia terpolarisasi kedalam dua kutub.
Ketika itu terjadi pertarungan yang kuat antra Timur dan Barat terutama sekali
pada era perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Pertarungan ini adalah merupakan upaya untuk memperluas sphere of interest dan
sphere of influence. Dengan sasaran utama perebutan penguasaan atas
wilayah-wilayah potensial di dunia dengan berkedok pada ideologi panutan
masing-masing.
Sebagian Negara masuk dalam Blok Amerika dan sebagian lagi masuk dalam Blok Uni
Sovyet. Aliansi dan pertarungan didalamnya memberikan akibat fisik yang negatif
bagi beberapa negara di dunia seperti misalnya Jerman yang sempat terbagi
menjadi dua bagian, Vietnam dimasa lalu, serta Semenanjung Korea yang sampai
saat sekarang ini masih terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Akhirnya pada tahun 1955 bertempat di Bandung, Indonesia, 29 Kepala Negara Asia
dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama, termasuk
didalamnya mengupas secara serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan
“barat”. Pertemuan ini disebutkan pula sebagai Konferensi Asia Afrika atau
sering disebut sebagai Konferensi Bandung. Konferensi inilah yang menjadi
tonggak lahirnya Gerakan Non Blok.
Pada makalah ini akan dibahas
bagaimana peran Indonesia dalam organisasi ASEAN, Gerakan Non Blok, Konferensi
Asia Afrika dan PBB.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah Peran Indonesia dalam ASEAN ?
2. Bagaimanakah Peran Indonesia dalam Konferensi Asia
Afrika ?
3. Bagaimanakah peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok?
4. Bagaimanakah Peran Indonesia dalam PBB ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Peran Indonesia dalam ASEAN ?
2. Untuk Mengetahui Peran Indonesia dalam Konferensi
Asia Afrika ?
3. Bagaimanakah peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok?
4. Bagaimanakah Peran Indonesia dalam PBB ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERAN INDONESIA DALAM ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja
sama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan
kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi
politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa factor di antaranya sebagai
berikut.
a)
Faktor Intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia
II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru
ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap
dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini
melalui ASEAN.
b)
Faktor Ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang
ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos,
dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di
kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.
2.1.1 Memberikan Gagasan Dalam Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN
Peranan penting lainnya yang pernah dilakukan Indonesia adalah dengan memberikan ide, pikiran atau gagasan dalam hal pembentukan komunitas keamanan Asean yang saat itu dikemukakan oleh menteri luar negeri Republik Indonesia yaitu Hasan Wirajuda. Gagasan seerti ini amat penting dalam hal menangani terorisme, kejahatan transnasional, perampokan, separatisme, dsb.
2.1.2
Memberikan Gagasan Dalam Menghormati dan Melindungi HAM
Sudah menjadi rahasia umum bahwa HAM senantiasa menjadi isu yang ramai diperbincangkan diberbagai negara, tidak hanya di Indonesia melainkan juga dinegara-negara lainnya yang ada dikawasan Asia Tenggara. Indonesia senantiasa mengajak negara-negara ASEAN lainnya untuk selalu menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma-norma dan aturan-aturan yang ada dinegaranya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa HAM senantiasa menjadi isu yang ramai diperbincangkan diberbagai negara, tidak hanya di Indonesia melainkan juga dinegara-negara lainnya yang ada dikawasan Asia Tenggara. Indonesia senantiasa mengajak negara-negara ASEAN lainnya untuk selalu menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma-norma dan aturan-aturan yang ada dinegaranya.
2.1.3 Khazanah
Budaya Indonesia Adalah Bagian Dari Kebudayaan ASEAN
Ketahuilah bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari Sabang sampai Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah budaya yang ada di ASEAN. Selain itu Indonesia juga turut berperan dalam hal mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara pementasan budaya-budaya ASEAN.
2.1.4 Peranan Indonesia dalam ASEAN
Ketahuilah bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari Sabang sampai Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah budaya yang ada di ASEAN. Selain itu Indonesia juga turut berperan dalam hal mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara pementasan budaya-budaya ASEAN.
2.1.4 Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar diantaranya
sebagai berikut.
(a)
Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa
berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
(b)
Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang
bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia
berpendapat bahwa penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam
khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk
membahas penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah
berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan
dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
(c)
Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tangga 23-24
Februari 1976.
(d)
Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai
tempat kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris
Jendral Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh
Umarjadi Njotowijono.
(e)
Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN,
tepatnya di Aceh yang nantinya akan digunakan negara-negara ASEAN, otomatis
Indonesia mendapatkan keuntungan dan juga bisa mengurangi pengangguran di
Indonesia.
(f)
Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan
lebih dihormati negara lain, seperti hanya kerja sama regional yang di Eropa
ataupun Timur Tengah, lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata Internasional
(sayangnya di Internasional ASEAN kurang dipandang)
(g)
AL-TNI saring melakukan latihan bersama dengan
Singapura sehingga akan membuktikan pada dunia bahwa militer Indonesia masih
kuat, dan Indonesia pun melakukan perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN,
walaupun agak lama untuk mendekati Singapura.
(h)
Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali,
Indonesia mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community).
Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial – kebudayaan, dan ekonomi.
(i)
Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin
ASEAN. Selama memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan.
Diantara pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean
Ministerial Meeting), Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum),
Pertemuan Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa pertemuan
lainnya.
(j)
Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi
dan tsunami pada Januari 2005. pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan
tindakan-tindakan mengatasi bencana tsunami pada 26 Desember 2004.
(k)
Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di
Jakarta. Forum ini diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean
2015 diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40.
(l)
Pada KTT Asean ke-19 tanggal 17-19 November 2011
Indonesia kembali menjadi tuan rumah.
(m) Kesepakatan Kawasan Bebas Senjara Nuklir Asia Tenggara atau
Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)
2.2 PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA AFRIKA
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika adalah sebuah konferensi
antara negara-negara Asia dan Afrika yang kebanyakan beru saja memperoleh
kemerdekkaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri
Lanka (dahulu Ceylon), India, dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 April 1955 di
Gedung Merdeka, Dandung, Indonesia. Tujuannya mempromosikan kerjasama ekonomi
dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme
Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperalis lainya.
2.2.1 Tujuan
Konferensi Asia-Afrika
(a)
Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar
bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan
timbal balik maupun kepentingan bersama.
(b)
Meninjau masalah-masalah hubungan social, ekonomi, dan
kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta.
(c)
Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan
khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan
nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
(d)
Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta
memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama
internasional.
2.2.2 Hasil-Hasil
Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para
peserta sebagai berikut.
(a)
Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan
ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan
mendirikan bank-bank.
(b)
Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama
kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara
bangsa-bangsa Asia-Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan
pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.
(c)
Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi
hak-hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang
ras diskriminasi.
(d)
Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni
menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair,
Maroko, dan Tunisia.
(e)
Masalah-amasalah lain, yakni mengakui hak=hak bangsa
Arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai,
menuntuk kembalinya wilayah Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia serta
menuntut hak wilayah Aden bagi Yaman.
(f)
Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia dengan
cara berikut.
1)
Mendesak PBB untuk menerima nagara-negara yang telah
memenuhi persyaratan yakni Kamboja, Sri Lanka, Jepang, Yordania, Laos, Libya,
Nepal, dan Vietnam.
2)
Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan,
percobaan, dan penggunaan senjata nuklir.
3)
Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di seluruh
dunia atas dasar menghormati hak-hak manusia.
(g)
Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan
kerja sama di dunia. Selain keputusan KAA di atas, konferensi Asia-Afrika juga
mengajak semua bangsa di dunia untuk hidup bersama dalam perdamaian dan
menjalankan kerja sama dalam suasana persahabatan atas dasar sepuluh prinsip
yang dikenal dengan “Dasasila Bandung” (Bandung Declaration)
Adapun isi Dasasila
Bandung selengkapnya adalah :
1)
Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan
serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB.
2)
Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua
bangsa.
3)
Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan
semua bangsa, besar maupun kecil.
4)
Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam
soalan-soalan dalam negeri negara lain.
5)
Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri
sendiri secara sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam
PBB.
6)
(a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan
pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara-negara besar,
(b) Tidak
melakukan campur tangan terhadap negara lain
7)
Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik
suatu negara.
8)
Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan
cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian
masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9)
Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10) Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.
2.2.3 Pengaruh
Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia-Afrika di tutup secara resmi pada tanggal 24 April 1955. Para
utusan kembali ke negaranya masing-masing untuk memperjuangkan hasil-hasil
konferensi secara bersama-sama. Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau
akibat penting, misalnya :
(a)
Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan
yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan antara RRC dan Amerika
Serikat.
(b)
Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai
kemerdekaan semakin meningkat. Hal ini tampak dengan meningkatnya jumlah
negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setelah tahun 1955.
(c)
Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan
Indonesia, India, Birma, dan Sri Langka mulai diikuti negara-negara lain yang
tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.
Disamping itu KAA
memiliki arti penting karena merupakan cetusan rasa setia kawan (solidaritas)
bangsa-bangsa Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok.
2.2.4 Peranan
Indonesia dalam KAA
(a)
Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung tanggal 28-29
Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari
KAA.
(b)
Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan KAA yang berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung
Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi ini beberapa tokoh Indonesia
menduduki peranan penting, diantaranya adalah :
Ketua Konferensi
: Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris
Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite
Kebudayaan
: Mr. Muh. Yamin
Ketua Komite
Ekonomi
: Prof. Ir. Roseno
(c)
Dalam KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas
pertemuan tersebut bersama Mesir dan India sehingga diadakan untuk yang pertama
kalinya di Bandung tahun 1955.
2.3 PERAN INDONESIA DALAM
GERAKAN NON BLOK
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi
negara-negara yang tidak meminak Blok Barat maupun Blok Timur. Berdirinya
Gerakan Non Blok di latar belakangi oleh hal-hal sebagai berikut.
(1)
Diilhami Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955) di mana negara-negara yang
pernah dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk
kolonialisme
(2)
Adanya krisis Kuba pada tahun 1961 di mana Uni Soviet membangun pangkalan
peluru kendali secara besar-besaran di Kuba hal ini mengakibatkan Amerika
Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok
Barat dn Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB.
Adapun berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh:
Adapun berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh:
(a)
Presiden Soekarno dari Indonesia,
(b)
Presiden Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c)
Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India,
(d)
Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan
(e)
Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.
2.3.1 Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan
Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara
Blok Barat dan Blok Timur.
2.3.2 Pelaksanaan KTT Gerakan
Non Blok
a.
KTT I GNB (1 – 6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I GNB
ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara
dan menghasilkan Deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk menghentikan
perang dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keputusan
KTT I GNB ini melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo Keita (dari Mali)
disampaikan kepada Presiden F.Kennedy (Presiden Amerika Serikat). Sedangkan PM
Nehru (India) dan presiden Kwame Nkrumah (Ghana) menyampaikan kepada PM.
Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet).
b.
KTT II GNB (5 – 10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti
oleh 47 Negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris Jendral
Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan kerjasama
ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini.
c.
KTT III GNB (8 – 10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang
hadir ada 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara berkembang.
d.
KTT IV GNB (5 – 9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini membahas
tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara negara-negara yang
sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengah
pergolakan di Rhodesia, dan bagian – bagian Afrika lainnya.
e.
KTT V GNB (16 – 19 September 1976) di Kolombo, Srilangka pada KTT V GNB ini
membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan berusaha
memajukan negara – negara Non
Blok.
f.
KTT VI GNB (3 – 9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT bertujuan memperjuangkan
bantuan ekonomi bagi negara-negara Non Blok dan menggiatkan peran PBB dalam
tata ekonomi dunia baru.
g.
KTT VII GNB (7 – 12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT menghasilkan seruan
dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya proteksionisme oleh
negara maju.
h.
KTT VIII GNB (1 – 6 September 1986) di Harane, Zimbabue. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta
membahas sengketa Irak-Iran.
i.
KTT IX GNB (4 – 7 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri
oleh 102 negara ini berhasil membahas kerja sama Selatan – Selatan ( antar
negara berkembang ).
j.
KTT X GNB (1 – 6 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri oleh
108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta Message) antara
lain berusaha menggalang kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan.
k.
KTT XI GNB (16 – 22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri oleh
113 Negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan demokratisasi di
PBB.
l.
KTT XII GNB (1 – 6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XI GNB ini
dihadiri oleh 113 negara, bertujuan memperjuangkan demokratisasi dalam hubungan
internasional.
m.
KTT XIII GNB (Februari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia.
n.
KTT XIV GNB (2006) di Havana, Kuba.
2.3.3 Pengaruh Dari Gerakan Non
Blok
Gerakan
Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
- Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Asoviet) untuk mengurangi senjata-senjata nuklirnya.
- Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
- Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
- Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
- Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan Non Blok dan dengan negara- negara maju di luar Gerakan Non Blok.
2.3.4 Peranan Indonesia Dalam Gerakan Non Blok
Indonesia ikut memegang peranan penting dalam
Gerakan Non Blok, yakni sebagai berikut.
- Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6 September 1961.
- Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
2.4 PERAN INDONESIA
DALAM PBB
Perserikatan
Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir
seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hokum
internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan
social, hak asasi, dan pencapaian perdamaian dunia.
PBB didirikan oleh
San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di
Washington, DC. Namun siding umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari negara
baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Dari 1919 hingga
1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip bernama Liga Bangsa-Bangsa yang
bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
2.4.1 Asas dan
Tujuan PBB
a. Asas PBB
Asas Perserikatan
Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.
1) Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
2) Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3) Penyelesaian sengketa secara damai.
4) Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan
Piagam PBB.
5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.
b. Tujuan PBB
Tujuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan
asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan
perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
4) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau
kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
dan agama.
5) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerjasama
yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
2.4.2 Peranan
Indonesia dalam PBB
Republik Indonesia tidak hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga
berperan aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni
sebagai berikut.
(a) Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia
melalui kerja sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non
Blok.
(b) Secara langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau
Kontingen Garuda (KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan
perdamaian dunia.
(c) Pada
tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
(d) Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB pada tahun 1973-1974.
(e) Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30
Oktober 2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia
di Lebanon Selatan.
(f) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(g) Indonesia telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan
perdamaian PBB (UNPKO) sejak UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h) Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country)
dengan jumlah personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6
UNPKO yang tersebar di 5 Negara.
(i) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai.
(j)
Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Mesir segera mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara
Liga Ararb pada 18 Nove,ber 1946. mereka menetapkan tentang pengakuan
kemerdekaan TI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut
adalah pengakuan De Jure menurut hokum internasional.
(k) Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB
melalui pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan
192 negara anggota yang memiliki hak pilih.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Hubungan dan
kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian kekayaan alam
dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena hubungan dan
kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan
mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa
persahabatan dan saling pengertian antar bangsa di dunia.
Politik luar
negeri adalah strategi yang digunakan suatu negara dalam hubungannya dengan
negara-negara lain. Maka politik luar negeri berhubungan erat dengan kebijakan
yang akan dipilih oleh suatu negara. Hal ini terkait dengan politik luar negeri
yang diterapkan Indonesia. Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya
merupakan strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global. Agar
prinsip bebas aktif ini dapat dioperasionalisasikan dalam politik luar negeri
Indonesia maka setiap periode pemerintahan hendaklah menetapkan landasan
operasional politik luar negeri Indonesia yang senantiasa berubah sesuai dengan
kepentingan nasional. Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas
dari kepentingan nasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika
kepentingan nasional suatu negara terancam, maka politik luar negeri akan
dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam mengamankan kepentingan ansional
negara yang bersangkutan.
Sengketa
internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum
internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau
pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak
lainnya.
3.2. SARAN
Hubungan
internasional sangatlah penting bagi suatu Negara, dalam era globalisasi yang
sangat kompleks ini tidak ada suatu Negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan
adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan Negara akan lebih mudah
dilakukan dan perdamaian dunia akan mudah diciptakan. Realitas menunjukkan
bahwa setiap bangsa memiliki kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
tidak selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa. Keadaan yang demikian
mendorong untuk saling mengadakan hubungan antar negara.
DAFTAR PUSTAKA
-
Anwar Kurnia, Drs IPS 3 Yudistira 2007
-
Sutarto, IPS 3 Pusat Pembukuan, Jakarta 2005
-
Anam Khoirul, Lks IPS3 2007
0 Response to "Makalah PBB"
Post a Comment