Biografi Gede Ngurah Wididana ( Pak Oles )
Thursday, August 8, 2019
Add Comment
Nama : Gede Ngurah Wididana
Lahir : Singaraja, 09 Agustus tahun 1961
Istri : Komang Dyah Stuti
Anak : 2 Orang Putri dan 2 Orang Putra
Anak : 2 Orang Putri dan 2 Orang Putra
Pendidikan :
S2 Pertanian
Agama :
Hindu
Berawal dari penelitian oleh Prof. Dr.
Teruo Higa dari University of The Ryukus, Okinawa, Jepang pada tahun
1980-an, terhadap sekelompok mikroorganisme yang dengan efektif dapat
bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan
penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik pada tanaman,
akhirnya ditemukan kelompok mikroorganisme yang disebut dengan Effective
Microorganisms yang disingkat EM. Teknologi EM kemudian dikembangkan untuk
menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan penggunaan pupuk
kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan pangan
yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk di konsumsi.
Ketika kembali ke Jakarta pada 1990, Wididana yang bergelar Master of
Agriculture bidang holtikultura langsung menjadi Dosen dan Kepala Laboratorium
Fakultas Pertanian Unas. Dia sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang
memperkenalkan teknologi EM. Di Unas, dia cuma bertahan empat tahun. Pada 1994
dia kembali ke Desa Bengkel, Busung Biu, Buleleng. Di tanah kelahirannya itu,
dia berkonsentrasi membesarkan PT Songgolangit Persada. Perusahaan ini
memasarkan pupuk organik yang diolah dari sampah rumah tangga. Selain itu,
Wididana juga mendirikan Yayasan Institut Pengembangan Sumberdaya Alam (IPSA).
Dia melengkapi IPSA dengan kebun seluas 7 ha sebagai sarana menerapkan
teknologi EM. Namun perjuangannya untuk terus mengenalkan manfaat dan penggunaan
EM yang ia bawa dari Jepang tidaklah gampang, Para petani yang terbiasa
menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan hasil panen, ogah mencobanya.
Dukungan pemerintah juga tak dia dapatkan.Ilmu yang dia dapat dari Prof. Teruo kemudian digabungnya dengan usadha (pengobatan tradisional Bali). Penelitiannya yang tak kenal lelah akhirnya menghasilkan ramuan multimanfaat pada 1998. Ramuan itu diberi nama Minyak Oles Bokashi dengan memanfaatkan 135 jenis tanaman obat yang dikembangkan di kebun IPSA dengan metode EM. Melihat produknya mulai mendapat sambutan positif di pasar, Wididana akhirnya memutuskan memproduksi temuannya secara massal. Di tahun 2000, dengan modal Rp 20 juta dan dibantu lima karyawan, dia mendirikan pabrik di Desa Bengkel, Buleleng. Produknya pun berkembang kebidang pertanian yakni pupuk organik bokashi, dengan bendera perusahaan bernama PT Karya Pak Oles Tokcer.
Saat ini pemasarannya tidak lagi terbatas di Bali, tapi sudah menjangkau Jakarta, dan kota-kota besar di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi dan Sumatera. Ekspornya, meski belum banyak, sudah menjangkau Jepang, Malaysia, Thailand, Korea, AS, Australia, Austria, dan beberapa negara Timur Tengah. Paparan di atas dengan gamblang menunjukkan keuletan dan konsistensi pria Bali yang satu ini dalam hal pertanian organik. Dia bergerak di bidang yang benar-benar dikuasainya. Rantai bisnisnya, meski kelihatan tidak seperti usaha pada umumnya, namun dibangun serius dari hulu ke hilir. Penyandang gelar Doktor dari American Institute Management Studies, Hawaii, ini memproduksi sendiri bahan baku yang dibutuhkan pabriknya. Sejak dulu Gede Ngurah Wididana yakin, bila teknologi dan manajemen digabungkan, akan menghasilkan industri. Bila industri tersebut mendapat dukungan informasi yang akurat, akan menghasilkan barang dan jasa sesuai kebutuhan pasar. Keyakinan ini kemudian dirumuskan Gede Ngurah Wididana menjadi SIMT (Sistem Informasi Manajemen dan Teknologi) yang dipakainya untuk membangun jaringan bisnis
0 Response to "Biografi Gede Ngurah Wididana ( Pak Oles )"
Post a Comment