Terima Kasih Sahabatku
Monday, August 19, 2019
Add Comment
Dear sahabat,
Aku
tidak pernah menyangka akan sampai ditahap ini, hal yang sangat aku
dambakan selama ini dan pasti semua wanita di dunia ini pasti
mendambakan hari ini. Kamu telah menjadi penyemangat dalam hidupku untuk
memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
Tepat
di hari itu di saat aku sedang terpuruk akan masa laluku, kamu hadir
membantuku secara tidak langsung dalam hal memperbaiki diri
masing-masing. Kita berdua bersama-sama memperbaiki diri untuk menjadi
lebih baik lagi dari hal-hal kecil yang mungkin kita nggak pernah
lakukan.
Biasanya kita
hura-hura, main kesana main ke sini, sekarang kita lebih sering untuk
dateng ke kajian rutin setiap minggu dan kadang ada saatnya kita ketemu
secara tidak sengaja.
Mungkin
secara tidak sadar kamu yang membantu aku untuk dapat melupakan masa
laluku dan mengikhlaskan semuanya. Aku pun akhirnya berproses untuk
memperbaiki diri sama seperti kamu yang masih dalam proses memperbaiki
diri untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Sempat
beberapa kali aku menanyakan sama kamu mengenai keikhlasan, sampai pada
titik dimana aku mengerti apa arti kata ikhlas. Dan sampai pada
akhirnya aku memutuskan hal yang belum pernah terfikirkan yaitu untuk
menutup auratku.
Bukan
karena kamu aku akhirnya memutuskan untuk menutup auratku, tapi karena
menurutku aku lebih damai dengan menggenakannya. Dan banyak orang-orang
yang bertanya setelah aku memutuskan untuk itu, dan banyak
sahabat-sahabat kita yang menanyakan sama aku dan kamu mengenai kita.
Mereka berpikir penyebabnya aku berubah seperti ini itu karena kamu, karena kamu ingin meminta aku menjadi istrimu.
Aku dan kamu
pun menjelaskan kepada mereka bahwa hal ini bukan karena siapa-siapa
melainkan memang sudah takdirnya dan memang dari diri aku sendiri ingin
berubah, dan memang pada saat itu kita berdua belum ada pembicaraan
mengenai pernikahan.
Aku
pun tidak pernah ragu disaat aku memutuskan sesuatu yang aku yakini ini
memang yang terbaik buat aku dan pasti di balik ini semua akan ada
hikmah yang akan aku dapat.
Iya,
hikmahnya adalah kamu meminta aku untuk menjadi pendamping hidup kamu.
Aku benar-benar terkejut saat kamu mengatakan hal itu. Tapi satu hal
yang aku ingat, kamu tidak meminta aku untuk berpacaran melainkan untuk
menikah.
Di saat kamu
mengatakan itu, tidak ada keraguan aku untuk tidak menerima lamaran
kamu. Tapi aku harus benar-benar meyakinkan diri aku kalau memang ini
semua jawaban dari doa-doaku selama ini.
Aku
pun meminta waktu kepada kamu untuk kita sama-sama meyakinkan diri
masing-masing. Sampai pada saatnya aku bilang sama kamu agar kamu segera
menemui orang tuaku. Aku sangat bahagia, karena keluarga kita pun
menerima kita berdua untuk melangsungkan pernikahan.
Aku
sama kamu sepakat untuk tidak memberitahukan sahabat kita berdua sampai
hal yang pasti itu tiba, hari dimana keluarga kita berdua dipertemukan
untuk melangsungkan lamaran.
Dan tepat di hari yang bahagia ini, kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Terima kasih suami, karena kamu aku belajar mengikhlaskan. Terima kasih masa lalu karena kamu aku dipertemukan dengan suamiku..
0 Response to "Terima Kasih Sahabatku"
Post a Comment