Misteri Ratusan Paku Santet

Menguak Fenomena Santet di Indonesia


Saat “meeting” sedang berlangsung, tiba-tiba di atas meja menggelinding alat kelamin laki-laki yang bergerak ke sana-ke mari dan sesaat kemudian menghilang. Kontan saja suasana “meeting” menjadi gaduh. Salah satu peserta “meeting” merasakan dan mendapati kemaluannya tidak lagi menempel di tempat semestinya. Usut punya usut, karyawan tersebut pernah memacari dan berjanji akan menikahi pacarnya yang berasal dari salah satu etnis di Indonesia. (The Secret Of Santet, A Masruri).
Cerita di atas adalah salah satu dari sekian banyak cerita fenomena korban santet di Indonesia. A. Masruri merekamnya pada bab khusus dalam bukunya “The Secret Of Santet”. Entah benar atau tidaknya cerita di atas, kini, di Sumatera Selatan, seorang perempuan bernama Supiati (25 thn) harus berada di meja operasi setelah hasil ronsen menunjukkan ribuan paku dan jarum bersarang di tubuhnya.
Dikutip dari Vivanews.com, tim medis RSU Nur Hidayah, Yogyakarta, pada pagi hari Kamis, 27/09/2012, telah berhasil mengeluarkan 69 paku dan jarum yang berada di dalam kaki Supiati. Paku dan jarum juga tertanam di tangan Supiati. Namun, untuk pengambilan paku di tangan Supiati dibutuhkan operasi lainnya lagi.
Kabarnya, operasi ini bukan untuk pertama kalinya bagi Supiati. Sebelumnya, saat Supiati pertama kali masuk Unit Gawat Darurat, sudah ada 56 paku yang berhasil dikeluarkan dari kakinya. Menanggapi fenomena ini, dr. Sagiran, ketua Tim Medis, menyatakan, penyakit yang diderita Supiati tergolong langka dan aneh. Sebab, dalam dunia medis mustahil paku atau jarum dimasukkan ke dalam tubuh tanpa rasa sakit yang dirasakan korban.
Sebenarnya fenomena yang dialami oleh Supiati bukan yang pertama kalinya di Indonesia. Sebelumnya, kita mengenal nama Suryani, warga Pontianak, Kalimantan Barat. Suryani menderita fenomena yang nyaris mirip dengan Supiati. Perutnya membuncit , dan ketika dironsen, ternyata ada tiga buah paku yang bersarang di dalam perutnya. Juga kita mengenal “manusia kawat” dari Samarinda pada medio 2010 lalu.
Lalu fenomena apakah ini?. Sebagian masyarakat memandang peristiwa di atas sebagai fakta tentang adanya fenomena santet di Indonesia. Terlepas dari percaya atau tidak, fenomena misteri seperti hal demikian, yang tak masuk nalar dan medis, telah dikenal oleh seluruh masyarakat dunia.
Di Africa, misalnya, orang mengenalnya dengan istilah Voodo. Sedangkan di Eropa, orang mengenal peristiwa di atas sebagai perbuatan dari tukang sihir. Di Islam sendiri, fenomena tersebut dikenal dengan istilah Sihir. Sedangkan masyarakat Indonesia mengenal peristiwa di atas dengan bermacam-macam istilah yang berbeda-beda.
Daerah Jawa umumnya mengenalnya dengan istilah santet. Sementara, untuk daerah Jawa Barat, mereka meng-istilahkannya dengan teluh. Di Bali, masyarakatnya mengenal istilah desti dan leak. Di Maluku dan Papua, dikenal dengan istilah suangi. Di Sumatera Utara disebut begu ganjang. Di Sumatera Barat puntianak. Dan masih banyak lainnya lagi.
Menurut Prof. Dr. Th. Ronny Nitibaskara, santet, termasuk “sorcery” (ilmu tenung) atau “witch craft” (ilmu sihir), dan keduanya tergolongkan ke dalam ilmu hitam (black magic). Penggolongan ilmu-ilmu tersebut ke dalam ilmu hitam ditinjau dari tujuan penggunaan ilmu itu, yaitu sebagai sarana balas dendam, atau sakit hati. Tindakan ini bisa mengakibatkan sakit, penderitaan hingga kematian.
Tak jelas kapan fenomena spritual santet dikenal dan mulai dipraktekkan oleh manusia. Yang pasti, umat Islam, secara historis, sering menunjuk QS: Al-Baqarah: 102, sebagai awal manusia mengenal ilmu santet atau sihir. Ayat itu sendiri bercerita perihal temuan catatan-catatan di jaman Nabi Allah Sulaiman, yang berisi catatan-catatan mengenai sihir. Manusia, yang menemukannya, mengira itu catatan Nabi Sulaiman, padahal tidak. Catatan itu dibuat oleh dua sosok, Harut dan Marut, yang mengajarkan ilmu sihir sebagai fitnah bagi manusia, alias cobaan bagi manusia-manusia yang beriman.
Dari negeri Babilonia inilah -konon- santet mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia dan dipelajari sebagai sarana untuk melampiaskan dendam dan sakit hati. Kemudian, umat Islam sering menunjuk kisah Nabi Musa a.s. sebagai fakta adanya sihir. Yaitu takkala Nabi Allah Musa berhadapan dengan para tukang sihir Firaun, yang merubah tongkat-tongkat mereka menjadi ular. Dari peristiwa ini, para mufassir berbeda pendapat. Sebagian menyatakan perubahan tongkat menjadi ular adalah nyata. Namun, tak kurang pula yang menyatakan bahwa perubahan itu hanya-lah ilusi semata, yang mempengaruhi jalan pikiran seseorang.
Kiranya, seluruh agama di dunia mengutuk keras serta mengharamkan sihir dengan berbagai istilahnya. Islam sendiri secara tegas menyatakan perbuatan sihir sebagai wujud syirik terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pelakunya disebut musyrik. Dan syirik adalah salah satu dosa terbesar menurut Islam.
Sekali lagi, terlepas dari percaya atau tidak, terutama bagi sebagian penggiat rasionalitas, fenomena-fenomena di luar nalar dan medis seperti kasus di atas memang masih ada di sebagian masyarakat Indonesia. Biasanya, praktek-praktek dan istilah demikian seakan menjadi bagian dari sosial-budaya suatu kultur masyarakat. Sehingga tak heran, bila isu-isu demikian sangat mempengaruhi masyarakat. Indonesia, pada 2008, misalnya, isu santet merebak di Banyuwangi dan daerah tapal kuda sekitarnya, yang berubah menjadi penghakiman massal terhadap beberapa orang yang dianggap menguasai ilmu santet.
Jadi, percayakah anda dengan fenomena di atas?. Lebih jauhnya, percayakah anda dengan adanya sihir?. Atau medis telah mampu menjelaskan fenomena demikian?. Yang pasti agama menulis perihal sihir dan mengajarkan bahwa sihir, bagaimana pun wujudnya, tak akan berdampak kecuali jika Tuhan mengizinkan.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.

0 Response to "Misteri Ratusan Paku Santet"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...