contoh Drama " Nilai Perjuangan"
Monday, August 12, 2019
Add Comment
Nilai
Perjuangan
Gadis sore ini setelah jam kerjanya menjaga toko Bu
Gilang selesai, ia mengunjungi rumah Rista sahabatnya semasa SMA dulu.
Gadis : Sore Ris...
Rista : Sore juga, apa kabar?
Gadis : masih seperti biasanya. Merasa gila karena usai gajian langsung
jatuh miskin se miskin-miskinnya.
Rista : Pindah kerja saja Dis, kamu ada setoran rutin dengan gaji seperti
kutukan segitu kamu gak akan bisa makan layak.
Gadis : Maunya juga gitu, tapi kalau tak lepas belum tentu aku segera dapat
kerja yang baru. Nanti tambah kasihan ibuku...
Rista : Nanti coba tak tanya temen kalau ada info lowongan.
(Rista lalu mengambil smartphone-nya, dan
menghubungi salah satu kontak di sana).
Rista : Hallo Intan, bisa bantu?
Intan : Bantu apa Ris..?
Rista : Kalau ada info lowongan di resto bapakmu hubungi aku ya?
Intan : Wah... mau kuliah nyambi kerja?
Rista : Bukan, ini untuk temanku... ok..?
(Rista menutup telepon dan seulas senyum tersirat di
wajah manisnya yang kalem).
Rista : Temanku bilang kalau ada lowongan dia hubungi aku. Resto bapaknya
lumayan besar, gajinya gak akan mengecewakan. Di sana kamu dapat jatah libur,
gak kerja rodi seperti yang sekarang.
Gadis : Iya, makasih ya Ris...
Gadis hendak berpamitan pulang, saat sampai di depan
pagar rumah Rista. Lewatlah sepasang suami istri, Bu Gilang dan Pak Bayu.
Gilang : Jangan tidur larut malam Dis, ingat besok kerja!
Rista seketika merasa marah, di luar jam kerja mash
saja diurusi majikan yang cerewetnya minta ampun. Heran Gadis bisa betah, coba
kalau tidak ada tanggungan sudah lama Gadis kabur!
Bayu : Ibu apa-apaan sih, kan sudah bukan urusan kita Gadis mau tidur jam
berapa. Yang penting besok bisa masuk kerja.
Gilang : Bapak tahu gak, kalau Rista itu sepertinya mau membuat Gadis keluar
dari toko. Nanti bahaya Pak, kita bisa kerepotan! Mbok cari cara biar Gadis gak
bisa pindah kerja...
Bayu : Kita kan sudah menggajinya sedikit, mana bisa pinda dia? Nanti juga
kesulitan buat nabung dan gak berani keluar...
Gadis kini sudah sampai di kostnya, merasa lelah dan
pening kepalanya. Serasa mau pecah, memikirkan nasibnya yang terasa buram
nyaris suram masa depan. Ia hanya bisa berdoa malam ini, semoga keajaiban
datang! Tiba-tiba pintu kostnya diketuk.
Rista : Dis, kita ke rumahku. Temenku datang, bilang resto bapaknya memang
butuh karyawan.
Akhirnya Gadis pun kembali ke rumah Rista. Dan
bertemu dengan Pak Rudi.
Rudi : Resto saya sedang butuh waitress. Kalau kamu mau.
Gadis : Saya mau Pak, tapi saya belum keluar dari tempat kerja yang
sekarang.
Rudi : Wah, susah ya...
Rista : Itu bukan masalah Pak, toh Gadis butuh uang buat bantu ibunya. Bapak
bantu lah pak...
Rudi : Kamu keluar dulu, nanti kamu datang ke resto bapak.
Gadis merasa lega bukan main. Kini tinggal selangkah
lagi untuk bisa keluar dari pekerjaan yang menyiksanya lahir batin. Sayangnya
saat mengajukan pengunduran diri, Gadis diberi waktu enam bulan. Alasanya untuk
mendapatkan karyawan penggantinya terlebih dahulu. Gadis merasa berat jika
harus mengencangkan sabuk hingga 6 bulan lamanya. Khawatir badan tinggal
tulang, takut pulang bertemu sang ibu.
Gadis : Saya gak bisa kalau menunggu 6 bulan lagi. Besok lusa saya sudah
harus bekerja di tempat baru.
Gilang : Kok bisa??! Gak bisa ini...!
Sinta : Kok gak bisa kenapa Bu? Wong ibu juga gak ngasih gaji layak. Ya
harus terima karyawan gak bisa loyal... sudah, ayo pulang Dis. Yang penting
sudah bilang. Toh lusa kamu sudah kerja di tempat yang lebih baik.
Gilang : Kamu tak laporkan polisi loh...
Sinta : Laporkan saja Bu, nanti saya juga tak laporkan ibu ke Depnaker...
biar digerus toko ibu!
Bu Gilang hanya diam seribu bahasa, tidak bisa
berkata meskipun hanya sepatah. Gadis akhirnya pergi bersama Rista.
Gadis : Wah... kamu berani juga ya sama orang tua...
Rista : Orang dzalim itu harus dilawan. Diam itu emas Dis, tapi mengatakan
kebenaran adalah intan permata. Gak akan sadar orang kalau kita cuma menunggu
dan diam saja...
Sinta mengangguk setuju dengan pendapat Rista
barusan. Selang sehari setelahnya, Gadis kini sudah bekerja di resto besar.
Membuatnya merasa bersyukur, saat kesabarannya berbuah manis. Ia berharap
rezeki yang didapatkan akan lebih baik, dan memberikan bantuan yang layak
kepada ibunya di rumah. Agar tidak lagi bersusah dan bersedih.
0 Response to "contoh Drama " Nilai Perjuangan""
Post a Comment